Senin, 01 Agustus 2011

Ramadhan 1432 H

Hari ini, 1 Ramadhan 1432 H dan bertepatan dengan hari Senin tanggal 1 Agustus 2011 kita diwajibkan menjalankan ibadah puasa lagi.

Senang.... ya karena kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Setelah banyak kesalahan, ketidakjujuran dan kemarahan de el el, kita menjadi lebih tenang di bulan ini.
Haus dan lapar? tidak juga, walaupun membayangkan bekerja di bulan ini dan harus terpaksa melihat orang-orang makan di depan mata, berkata-kata yang tidak sepantasnya, dan sebagainya. Toh ini adalah dinamika kehidupan yang akan menjadi asam garam bagi kita untuk menambah keimanan kita. Syukuri saja, karena saya percaya tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua sudah diatur oleh Yang Maha Pengatur. Kita hanya memiliki pilihan untuk menyikapinya.

Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan yang kesekian yang telah saya lewati. Berbeda dengan empat Ramadhan lalu, tahun ini saya awali puasa pertama di Denpasar. Kalau tahun-tahun lalu awal puasa di Jogja begitu semarak dengan semangat tarawih dan acara buka bersama yang menumpuk disertai tugas-tugas yang bejibun... tahun ini terasa berbeda.

Semangat pergi ke mushala untuk shalat tarawih selalu menggebu, hanya saja terkendala dengan ruangan mushala yang lumayan mungil di kompleks perumahan saya. Dan seperti di masjid-masjid di Indonesia lainnya, awal puasa biasanya jamaah shalat tarawih akan membludak melebihi kapasitas masjid. Namun setelah seminggu, dua minggu, apalagi hari-hari akhir Ramadhan menjelang Idul Fitri, maka yang kita saksikan adalah masjid yang kosong ditinggalkan jamaahnya. Begitu juga yang terjadi dengan mushala di seputaran kompleks saya. Satu minggu pertama jalan di samping mushala selalu ditutup karena jamaah sampai di luar. Ketika jamaah mengucap kata 'amin' maka gemanya akan terdengar hingga jauh. Tetapi seiring waktu, makin lama jamaah akan berkurang dan jalan di samping mushala akan berfungsi kembali menjadi jalan umum. Kata 'amin' semakin lirih terdengar, kalah oleh celotehan anak-anak yang bermain selagi orang tua mereka sedang khusyu beribadah. 

Soal buka bersama tentunya lain lagi. Tidak banyak acara buka bersama yang bisa saya ceritakan di sini. Dan itulah istimewanya buka bersama di rumah. Tidak ada jadwal buka bersama yang harus dikunjungi, paling-paling hanya satu dua teman yang mengundang. Buka bersama adalah waktu yang istimewa bersama ibu di rumah. Ya, hanya berdua saja. Walaupun di lain waktu selain bulan puasa kita juga hanya makan berdua, tapi buka bersama adalah pengalaman yang berbeda. Alhamdulillah, segala puji hanya kepada Allah.

Yang pasti berbeda adalah masalah sahur. Kalau sewaktu di Jogja kadang hanya makan sahur seadanya dan sendirian pula, di rumah tentu ibu sudah siap dengan segala macam lauk pauk. I love you mommy. Terima kasih Allah yang telah memberikan aku seorang ibu yang tidak pernah mengeluh kalau saya malas-malasan untuk bangun sahur. Sewaktu di Jogja,  ibu bahkan selalu menelpon untuk mengingatkan waktu sahur, untuk itu terima kasih operator telepon yang membuat biaya telepon jadi gratis.....

Kalau masalah ketemu orang makan, di sinilah masalahnya.... Walaupun di Jogja sekarang sudah bertebaran warung yang tetap buka di bulan ini, tapi menyaksikan orang makan di luar seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Mereka akan sembunyi-sembunyi. Nah kalau di sini serasa tidak ada bedanya. Tukang bakso tetap sibuk melayani pembeli yang langsung makan di pinggir jalan. Apalagi di warung-warung, beberapa teman yang seharusnya puasa pun tidak malu-malu untuk menyantap makanan. Buat saya hal itu tidak masalah, itung-itung ujian kesabaran... Toh kita harus menghargai orang lain yang tidak berpuasa, ya kan...

Ramadhan... selalu banyak cerita yang bisa disampaikan selama Ramadhan. Mencoba menggali makna dan mengingat apa yang telah Ramadhan berikan agar ketika kita diberi kesempatan bertemu lagi, kualitas ibadah, kualitas hidup kita lebih baik dari sebelumnya. Dan semoga Ramadhan tahun ini bisa kita lewati dengan penuh kekhusyukan sehingga di ujung Ramadhan kita akan mendapat kemenangan dalam arti yang sebenarnya. Dan semoga kita bertemu Ramadhan tahun depan lagi... amiiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar